Sabtu, 24 Oktober 2015

KTI BAB III INFUSE PUMP DILENGKAPI PENDETEKSI GELEMBUNG UDARA



BAB III

PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG


            Bab ini memuat tentang perencanaan system yang dilengkapi dengan teori penunjang yang benar-benar dibutuhkan untuk memperjelas pengertian secara ilmiah dalam perencanaan system tersebut. Adapun perencanaan system tersebut meliputi :

3.1 Jenis Penelitian

     Jenis penelitian adalah cara yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan oleh penulis pada karya tulis ini adalah metode eksperimental, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara uji coba untuk membuat suatu alat dan memperoleh data melalui pengukuran dan pengujian.

3.2  Bahan

     Penulis menguraikan beberapa bahan yang akan digunakan untuk menunjang pelaksanaan pembuatan alat penghitung tetesan dilengkapi pendeteksi gelembung udara. Bahan tersebut meliputi komponen aktif, komponen pasif dan bahan pendukung lainnya. Bahan  yang akan digunakan ditunjukkan pada tabel 3.1







Tabel 3.1 Daftar Komponen
No
Nama
Jumlah
No
Nama
Jumlah
1
IC LM 358
2
15
Kapasitor 2200 μf 50 V
1
2
IC 74LS14
2
16
Transformator CT 2A
1
3
IC 7805
1
17
Trimpot
3
4
IC 7812
1
18
LCD
1
5
IC ATMEGA 16
1
19
Soket IC kaki 8
2
6
Dioda 1N 4001
2
20
Soket IC kaki 14
2
7
Transistor TIP 42C
2
21
Soket IC kaki 40
1
8
Infrared
2
22
Soket Kabel
5
9
Photodioda
2
23
Saklar
1
10
LED
2
24
Push button
4
11
Resistor 330 ohm  ± 1%
2
25
Buzzer
1
12
Resistor 10 k ± 1%
2
26
Infus 500 mililiter
1
13
Resistor 2k2 ± 5%
2
27
Tiang Infus
1
14
Resistor 4k7 ± 5%
2
28
Kabel Power
1

3.3  Peralatan

     Peralatan yang digunakan dalam pembuatan alat penghitung tetesan dilengkapi pendeteksi gelembung udara ini adalah sebagai berikut :
1        Solder
2        PCB polos
3        Multimeter analog merk Heles UX-75TR
4        Toolset
5        Larutan HCl dan NaCl
6        Bor PCB 12V
7        Gergaji

3.4  Metode Pengumpulan Data

     Metode penelitian adalah cara penulis dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan alat yang penulis buat. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1        Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku referensi, artikel, dan sumber-sumber lain sebagai penunjang dalam pengambilan teori yang berhubungan dengan alat yang penulis buat.
2        Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan dosen pembimbing dan juga pihak-pihak yang mengetahui hal yang berhubungan dengan alat yang penulis buat.
3        Eksperimen
Eksperimen ini dilakukan dengan cara melakukan percobaan terhadap alat yang penulis buat. Percobaan dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan konkret guna menganalisis hasil hasil uji fungsi alat.

3.5  Perencanaan Blok  Diagram

Perencanaan blok diagram ditunjukkan pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Blok Diagram
Keterangan  :
1        Catu Daya
Catu daya digunakan untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Catu daya mempunyai keluaran 5 VDC untuk memberikan konsumsi tegangan ke seluruh rangkaian.
2        Sensor tetesan
Sensor tetesan berfungsi untuk mendeteksi tetesan pada infus guna mengetahui berapa banyak tetesan yang terjadi dalam satu menit.
3        Sensor gelembung udara
Sensor gelembung udara berfungsi sebagai pendeteksi ada gelembung udara pada selang infus.
4        Mikrokontroller
Mikrokontroller merupakan tempat dimana semua data diproses dan diolah sesuai dengan perintah yang diberikan.
5        Tombol Pengatur
Tombol pengatur digunakan untuk melakukan perintah mute, unmute, start dan stop.
6        Tampilan
Tampilan berfungsi sebagai penampil data yang telah diproses pada mikrokontroller.
7        Alarm
Alarm berfungsi sebagai indikasi bahwa sensor gelembung udara mendeteksi adanya gelembung udara pada selang infus dan saat cairan infus habis.




3.5.1. Cara Kerja Blok Diagram

        Alat penghitung tetesan dilengkapi pendeteksi gelembung udara pada selang terdapat rangkaian catu daya, rangkaian sensor dan rangkaian mikrokontroller. Semua rangkaian yang terdapat pada alat ini mendapatkan masukan tegangan dari catu daya  sebesar 5 VDC.
        Infus set diatur berapa tetesan yang diinginkan kemudian infus akan meneteskan cairan sehingga terjadi pergerakan cairan. Pergerakan tetesan infus akan memicu kerja sensor tetesan yang telah terpasang guna mendeteksi terjadinya pergerakan tetesan infus. Saat cairan berada pada selang infus, terdapat sensor gelembung udara yang mana sensor ini akan mendeteksi adanya gelembung udara pada selang infus.
        Selanjutnya, apa yang diperoleh sensor akan dikirim ke mikrokontroller untuk diproses. Mikrokontroller akan menampilkan data yang telah diproses ke tampilan. Jika sensor tetesan mendeteksi tidak adanya tetesan selama 1 menit maka alarm akan berbunyi dan jika sensor gelembung udara mendeteksi adanya gelembung udara pada selang maka alarm akan berbunyi dan pada tampilan akan menampilkan tanda adanya gelembung udara.








3.6   Diagram Alir















 



















Gambar 3.2 Diagram Alir Alat



Keterangan :
                        Berdasarkan gambar 3.2 cara kerja diagram alir yaitu dimulai dengan mengatur tetesan infus kemudian sensor tetesan akan mendeteksi adanya pergerakan tetesan. Jika tidak ada tetesan selama 1 menit maka alarm akan berbunyi yg menandakan infus habis. Jika ada tetesan maka pada selang infus terdapat sensor gelembung udara. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi gelembung udara pada selang. Jika ada gelembung udara maka alarm akan berbunyi dan jika tidak ada gelembung udara maka alat sudah berjalan dengan baik.

3.7  Perencanaan Pembuatan Mekanik

3.7.1.  Perencanaan Letak  dan Fungsi Tombol

        Perakitan alat penghitung tetesan dilengkapi dengan pendeteksi gelembung udara dikerjakan dalam dua tahap yaitu bagian mekanik dan bagian elektronik. Bagian mekanik meliputi tata letak tombol dan tempat alat. Perencanaan bagian mekanik ditunjukkan pada gambar 3.3
 Gambar 3.3 Desain Tombol
Keterangan :

1        LCD (display)
2        Tombol mute
3        Tombol unmute
4        Tombol start
5        Tombol stop
6        Tombol On/Off




Fungsi berdasarkan gambar 3.3 yaitu :
1        LCD
Sebagai penampil data yang telah diproses.
2        TOMBOL MUTE
Untuk mengondisikan alarm menjadi diam.
3        TOMBOL UNMUTE
Untuk mengondisikan alarm menjadi bersuara.
4.      TOMBOL START
Untuk menjalankan alat setelah semua siap.
5.      TOMBOL STOP
Untuk memberhetikan proses kerja alat.
6.      TOMBOL ON / OFF
Untuk mengaktifkan dan mematikan alat.

3.8  Pembuatan Bagian Elektronik

     Pembuatan bagian elektronik yaitu pembuatan rangkaian secara keseluruhan. Meliputi rangkaian catu daya, rangkaian sensor dan rangkaian mikrokontroller yang ditunjukkan pada gambar 3.4
Gambar 3.4 Rangkaian Keseluruhan

3.8.1.  Catu Daya

        Catu daya merupakan bagian elektronik yang paling penting. Karena dari catu daya inilah tegangan akan diteruskan ke semua bagian elektronik lainnya sehingga dapat bekerja dengan baik. Tegangan yang masuk ke bagian elektronik harus sesuai dengan apa yang sudah direncanakan untuk mencegah adanya kekurangan atau kelebihan tegangan.
        Sumber tegangan yang dibutuhkan yaitu +5 VDC untuk rangkaian sensor dan LCD sedangkan +12 VDC digunakan untuk rangkaian mikrokontroller yang mana dalam rangkaian ini terdapat IC 7805 untuk menstabilkan tegangan menjadi 5 VDC agar tidak terlalu membebani keluaran +5 VDC catu daya. Untuk menghasilkan tegangan +5 VDC menggunakan IC 7805 dan untuk menghasilkan tegangan +12 VDC menggunakan IC 7812. Transistor berfungsi sebagai penguat arus apabila terdapat beban dengan tegangan besar, maka arus akan turun. Karena arus turun maka untuk memaksimalkan arus kembali seperti semula digunakan transistor jenis PNP type TIP 42C. Untuk menghasilkan sebuah keluaran yang optimal mendekati tegangan yang diinginkan. Kapasitor 100 μf digunakan untuk menghilangkan noise yang masih terdapat pada keluaran. Rangkaian catu daya ditunjukkan pada gambar 3.5
Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya

3.8.2.  Rangkaian Sensor

        Rangkaian sensor ini meliputi rangkaian sensor tetesan dan rangkaian sensor pendeteksi gelembung udara. Keduanya mempunyai cara kerja yang sama, yaitu menggunakan sensor infra merah (pemancar) dan photodioda (penerima) dengan Vref  diatur pada  tegangan 0.4 V. Pengukuran pada rangkaian sensor terletak pada keluaran dari LM 358  yaitu pada kaki 1 yang ditunjukkan pada gambar 3.6 dan gambar 3.7
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Tetesan
Gambar rangkaian sensor gelembung udara ditunjukkan pada gambar 3.7 sebagai berikut
Gambar 3.7 Rangkaian Sensor Gelembung Udara
        Cara kerja dari rangkaian sensor berdasarkan gambar 3.6 dan gambar 3.7 yaitu pada saat masukan IC LM 358 kaki 3 mendapat tegangan lebih besar daripada Vref (0.4 V) maka pada keluaran IC LM358 kaki 1 akan menuju saturasi positif (Vout= +Vsat) dan pada saat masukan IC LM 358 kaki 3 mendapat tegangan lebih kecil daripada Vref, maka pada keluaran IC LM358 kaki 1 akan menuju saturasi negatif (Vout= nol). Tegangan  yang dihasilkan ini akan digunakan sebagai komparator. Keluaran dari IC LM 358 akan masuk ke IC 74ls14 sebagai schmith trigger yang berfungsi sebagai pembalik dan untuk mendeteksi taraf dan membentuk kembali pulsa-pulsa yang buruk pada bagian tepinya (membentuk sinyal kotak).

3.8.3.  Mikrokontroller

Pembuatan modul mikrokontroller ini penulis melakukan dalam dua tahap, yaitu :
1)      Pembuatan hardware
Pembuatan hardware yaitu meliputi pembuatan sketsa rangkaian pada proteus kemudian untuk membuat desain layout pada eagle. Setelah desain layout pada eagle sudah selesai, maka yang penulis lakukan yaitu menyablon desain dari kertas foto ke PCB. Kemudian proses selanjutnya yaitu pelarutan, pengeboran dan penyolderan komponen.
2)      Pembuatan software
Pembuatan software yaitu pembuatan program yang akan menjalankan semua perintah yang dikehendaki. Terdiri dari sistem mikrokontroller menggunakan ATMega 16, Crystal 12 MHz sebagai pembangkit frekuensi dan reset untuk mengembalikan perintah seperti semula. Parameter yang digunakan meliputi PORTC dan PORTD. PORTC digunakan untuk LCD. Sedangkan PORTD digunakan untuk sensor, buzzer dan tombol. Sensor pada PORTD.2 dan PORTD.3 sedangkan Buzzer menggunakan PORTD.7 dan tombol down pada PORTD.4 tombol start pada PORTD.5 tombol menu pada PORTD.6 dan tombol up pada PORTD.1.  Pembuatan sistem mikrokontroller ditunjukkan pada gambar 3.8
Gambar 3.8 Rangkaian Mikrokontroller

3.9.  Perencanaan Titik Pengukuran

     Penulis merencanakan titik pengukuran terhadap alat yang penulis buat, beberapa parameter yang akan diukur adalah sebagai berikut :
1        Titik Pengukuran 1a
Titik pengukuran 1a yaitu pada power supply keluaran dari IC 7805 sebesar 5 VDC.
2        Titik Pengukuran 1b
Titik pengukuran 1b yaitu pada keluaran power supply dari IC 7812 sebesar 12 VDC.
3        Titik Pengukuran 2
Titik pengukuran 2 yaitu pada keluaran IC LM 358 yaitu pada kaki 1 pada saat ada tetesan dan tidak ada tetesan dan pada saat ada gelembung udara dan tidak.
4        Titik Pengukuran 3
Titik pengukuran yaitu pada keluaran pada saat tombol ditekan.

3.10  Perencanaan Pemberian Lama Tetesan pada Uji Fungsi

     Perencanaan pemberian tetesan infus penulis menggunakan beberapa kriteria yaitu volume infus yang digunakan adalah 500 ml, lama pemberian infus (1,2,3,4,5) jam, sedangkan pengaturan tetesan per menit yang digunakan yaitu pengaturan tetesan makro 20 tetes per ml (dewasa). Berdasarkan persamaan 1 maka diperoleh data :

1)      Saat pemberian infus dilakukan selama 1 jam, maka pemberian tetesan per menitnya adalah 166 tetes.
2)      Saat pemberian infus dilakukan selama 2  jam, maka pemberian tetesan per menitnya adalah 83 tetes.
3)      Saat pemberian infus dilakukan selama 3 jam, maka pemberian tetesan per menitnya adalah 55 tetes.
4)      Saat pemberian infus dilakukan selama 4 jam, maka pemberian tetesan per menitnya adalah 41 tetes.
5)      Saat pemberian infus dilakukan selama 5 jam, maka pemberian tetesan per menitnya adalah 33 tetes.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar